♬ MIEW! ♬

Rabu, 06 Maret 2013

review novel Lonely Hearts Club (lagi)

Lonely Hearts Club, Remaja, dan Beatles

Feb 7, 2012 by



Waktu itu, saya sudah tahu bahwa Retno menggarap karya Elizabeth Eulberg lainnya, yakni Prom and Prejudice. Bisa dibilang ini karya terjemahan berbau remaja ‘murni’ yang pertama. Benar-benar kehidupan gadis remaja dengan problematikanya yang khas dan berbau kontemporer (lain dengan Pollyanna Grows Up). Saya salut pada kelihaian penulis menyelami sudut pandang ABG (di sini Penny Lane, karakter sentralnya, masih SMA) dan keseluruhan cerita mengalir bagaikan menonton film komedi romantis yang tentu saja bertemakan remaja.

Elizabeth Eulberg membahas bukunya ini tahun 2009
Sungguh menyegarkan setelah berbulan-bulan menggeluti fantasi waktu itu. Untuk penghayatan, selain membaca dulu buku aslinya sampai tuntas, saya menyimak riset pengarang yang ternyata melibatkan salah satu grup legendaris dunia dan difavoritkan oleh Penny Lane sekeluarga di buku ini: The Beatles. Terantuklah saya pada film ini, yang nahasnya malah membuat saya sedih berhari-hari dan kontradiktif dengan suasana The Lonely Hearts Club yang ceria. Kemuraman itu cair dengan sendirinya ketika saya mulai menerjemahkan ditemani lagu-lagu, yang disebutkan dalam novel ini, kendati liriknya masih menyerempet sedih juga.

Help me get my feet back on the ground…
Alih bahasanya sudah jelas menciptakan tantangan. Salah satu rujukan saya dalam menggarapnya ialah Flipped yang begitu lincah di tangan Sylvia L’Namira. Alhamdulillah setelah dibaca ulang, selain proses proofread dan penyesuaian bagian-bagian tertentu, secara umum terjemahan saya dinilai berterima oleh kedua penyunting.
Berikut salah satu contohnya:
He was a guy.  A guy guy. 
Saya terjemahkan: Ryan itu cowok. Cowok banget. (hal. 25)
Bab-bab ini diberi judul oleh penyunting dengan polesan bahasa gaul masa kini. Misalnya bab tempat kalimat di atas berada, dijuduli Bad Mood Tingkat Dewa.
Kaver dan ilustrasi isi adalah kreasi Itsna Hidayatun, pemilik nama ngetop Miew.
Yang saya sukai dari cerita ini, Penny Lane bukan tipikal stereotipe ‘korban patah hati’ yang minder, kutu buku, harus mengubah penampilan dan sebagainya. Justru ia gadis yang menarik. Di sini penulis seperti berpesan bahwa yang cantik-cantik pun belum tentu ‘lolos’ dari patah hati. Sedangkan karakter favorit saya adalah Tracy, sahabat Penny yang spontan dan tegas.

*copas dari http://www.rinurbad.com/lonely-hearts-club/ ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tulis komentar, dear :) tquu, ditunggu kedatangannya selanjutnya..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...